Jumat, 02 April 2010

Jangan kau pergi

inginku membelah lautan...

melakukan sebuah keajaiban...

andai ku dapat lakukan...

disini hanya ada gunung,
sungai,
dan kicau burung,
serta awan dan angin yg jadi saksi bisu
akan kerinduanku.

Akankah kau dengar,
walau tak ku ucap?

Jangan kau berjalan melangkah pergi...

lihatlah aku disini...

ada yg ingin kukatakan...

kumohon...

:'(

mengapa kau tak hiraukanku?

apa yg dapat ku lakukan...
kakiku terkulai lemas...

kau takkan pernah mengerti.

Created by: Atika Dian Pitaloka
1 april 2010

Kamis, 01 April 2010

Kala kita mencintai seseorang…

Kala kita mencintai seseorang…

Kita pasti tak inginkan orang yg kita cintai tersakiti…

Baik oleh yg lain, ataupun oleh diri kita sendiri.

Namun terkadang banyak orang yg mencintai,
Menyakiti orang yg ia cintai.

Padahal seharusnya ia melindungi orang yang ia sayangi sedapat mungkin,
Dari rasa sakit ataupun perih.

Ada kerelaan mendalam pada diri orang yang sadar sepenuhnya akan cinta.
Ia akan bersikap melindungi, membahagiakan, dan merelakan kebahagiaan dirinya atas orang yang ia cintai.

Karena,
Senyum pasangannya adalah sumber kebahagiaannya.
Apapun akan rela ia lakukan demi melihat senyum orang yang amat dikasihinya.
Dan bertanggung jawab akan kebahagiaan orang yg ia sayangi.
Takkan pernah mengingkari janji.
Seperti lelaki yang mengobral cinta dengan manisnya.

Orang yang amat mencintaimu,
Takkan pernah menjanjikan apa yg ia tak sanggup berikan, ataupun ragu akan dapat memberikan.
Karna ia tak ingin kau terluka.

Orang yg mencintaimu adalah yg tetap berdiri tegak, menopangmu saat kau terjatuh, walau ia telah engkau sakiti, dan tak engkau hargai sedemikian rupa.

Terkadang banyak orang yg menyia-nyiakan orang yg amat menyayangi dan mencintainya,
Karena ia yakin akan mendapatkan yang lebih rupawan atau lebih pintar dari pasangannya, dengan berbagai alasan pembenaran lainnya.

Sebenarnya yang ia lakukan amat tercela.

Orang yang amat mencintai kita,
Tak akan pernah meninggalkan kita,
Hanya karena fisik kita, kepandaian, atau harta kekayaan kita, dan hal hal lainnya.

Ia tak akan merendahkan kita,
Walau hanya berbisik dengan hati nya.

Tak akan pernah ia berkata dalam hatinya: “Dia kurang rupawan”.

Namun yang terucap adalah: “Ia sangat rupawan. Hanya aku yang mengetahuinya dengan amat jelas. Betapa beruntungnya aku.”

Orang yang amat mencintaimu,
Tak akan pernah datang ke dalam kehidupanmu,
Jika ia akan meninggalkanmu.

Orang yang amat mencintaimu,
Takkan berpaling,
Walau diberi ujian seorang wanita cantik atau pria tampan yang menggoyahkan iman nya.
Karna di hati nya hanya ada nama mu.
Dan keinginan nya yg mendalam,
Untuk tidak menodai cinta putih kalian berdua.

Created by: Atika Dian P
270310
22.51 wib

Perih

Kadang aku tak mengerti...
ini,
Seperti sebuah dilema.

Ada rasa sakit
yg teramat sangat.
Yg tak kau rasakan.

Saat bibir ini tak sanggup lagi mengucap,
hanya mata yg mampu menangis,
atau hati yg menjerit-jerit.

Pernahkah kau rasakan?
Bagaimana jadinya...
Bila hal itu terjadi padamu...

Hati qt sama,
bisa merasakan sakit n perih...
maka tolong jagalah...

hati ini tak pernah aq isi dgn siluet yg lain...

walau hnya untuk 1 detik,
aku tak ingin!

Binar mata ku,
selalu q jaga untukmu...

tapi mana binar itu dimatamu?

mengapa tlah lama tak ku lihat?

Sedih,
pilu rasanya.

Binar itu terlihat saat nama yg lain terucap.

Airmata yg jatuh slalu berusaha q sembunyikan...

Tak perlu kau tahu.

Aku sayang kamu.

Sabtu, 09 Januari 2010

Takkan Bisa Memenjarakanmu

Aku tak pernah bisa memenjarakanmu.

Bahkan pada sajak-sajak ku.

Karna kau begitu liar.

Menari seperti awan tipis yg dengan mudah terhempas angin,
mengikuti kemana ia pergi.

Hingga sering tak kau sadari,

sudah berapa lama kau tak tiba di bukit ini.
Pada dataran yg sama ketika dulu aku melihatmu.

Created by: Atika Dian Pitaloka
bogor 10.23 110110

Ingatanku dulu

ingat ketika aku menjemputmu dulu.
Dengan celana panjang biru tua,
serta kemeja bergaris warna hitam yg licin.

Entah berapa lama sudah kita tak bersua.
Dalam mimpi maupun nyata.
Bahkan bayangan mu pun tak lagi ada rasanya,
mengikuti jejak langkahmu.
Karna kemanapun,
Tak akan dapat terkejar oleh pendeknya langkahku.

Lalu ku ingat kau selalu memelankan langkahmu,
dan mengulurkan tangan ke belakang.
Menggodaku untuk meraihnya.
Tapi tetap saja tak pernah sampai.

Mungkin takkan pernah sampai.
Kecuali dengan satu lompatan besar.

Namun pertanyaanya: apakah aku berani melompat?

Ketakutan telah menenggelamkan aku.

Tahukah engkau,
Banyak yg ingin kututurkan pada langit yg tak pernah kutemui.
Pada tanah yg ingin ku injak,
tapi tak pernah kutapaki.
Dan pada salju yg dinginnya ingin ku rasakan bersama hangat itu,
namun tak bisa aku rasakan.

Rasanya..
Rindu aku pada dalamnya lautan,
dan ganasnya ombak,
hingga aku lupa pada hati luka yg tertabur garam.
Hingga rasa sakit berganti dengan perjuangan.

Tolong hapus memoriku!

hingga aku tak ingat tentang semua yg menyatu pda nadi ku. dulu.

Dan tersadar bahwa semua sebenarnya tak pernah terjadi.

Created by: Atika Dian Pitaloka
bogor 10.20wib 110110

Bunga liar di tepi jurang

Terbayang danau yg kini mengering karna kemarau.
Tuhan putuskan hidup pada tandus yg tak lekang.
Duri pun tumbuh pada kaktus yg nelangsa.
Air nya tak muncul mengalir bak sungai.
Hanya seperti air perasan tanpa tetes.
Yang takkan pernah mampu hapus dahaga.

Aq terjebak dalam kota mati tak bertuan.
Pada lembah tandus n gurun tak berpenghuni.
Debu hitam dan kering selalu terbang ke wajah ku.
Seolah mengusirku untuk pergi.
Tapi mengapa aku tetap berada disini?

Apa karena aku tak tahu kemana arah pulang?

Atau karena aroma kematian lebih aku sukai?

Tuhaannn...

Aq rindu musim itu.

Musim dimana burung2 banyak berkicau.

Jangan kau silih gantikan putih dengan hitam.
Dan cerah dengan hujan deras.
Karna aku tak mampu mencerna keduanya dalam kurun waktu yg singkat.

Aq hanya bunga liar.

Mungkin aku dapat hidup pada kondisi apapun.

Tapi bagaimana dengan jiwaku?

Tanaman liarpun bernyawa.

Halilintar selalu menakutiku.

Lalu sebentar kemudian pelangi menghiburku.

kemudian petir lagi menyambar.

Sungguh!

Bukan ini yg ku inginkan!

Baiknya aq mengalir saja pada danau dengan arus tenang.
Atau tertanam di pinggir jurang.

satu pintaku: jangan sayat aku. Jangan cabuti kelopak ku. Jangan patahkan tangkai ku. Karena itu sangat menyakitkan.

Created by: Atika Dian Pitaloka
bogor 10.00wib 111010

Kamis, 26 November 2009

Catatan Hati Seorang Pecinta

Terkadang,
qt tak menyadari betapa berharga ny se2org,
untk hdup qt.
.
Tak jarang,
bgtu byk org yg tlah dcntai,
men0rehkan luka yg mndalam, pd ctatan kelam khdpan qt yg lalu.
.
Namun sadarkah engkau..
Bahwa qt tak pernah tahu,
kpn bumi akn brhnti brputar.
Atau kpn langit akan d gulung.
Dan matahari akan pecah.
.
Qt pun tk akn prnh tw kpn r0da khdpn qt,
dan org2 trkasih qt,
akn brhnti.
.
Oleh krn itu.
Jgn lg ada kta "besok".
Jgn lg ada kta "ah".
Jgn lg ada pertengkaran.
Jgn lg ada pengabaian.
.
Berikan ap yg kw pny stlus hati.
Wlw raga mu tak smpat bertatap dgn 2 sinar mata ny.
.
Tahukah engkau..
Bhwa sbntuk phtian kcil yg tlus,
akn slalu jd kenangan?
Walau hny berupa segelas air mineral d kala kw sdg kehausan?
.
Atau segenggam permen untk menemani hari ny.
.
Sebungkus vitamin dan makanan buatanmu sndri d saat ia sdg sakit.
.
Atau bhkan sebatang c0klat,dan selembar puisi, ataupun ungkapan syukurmu, bhw kw sgt brsykur tlah brtmu dgn ny.
.
Sungguh..
Jgn prnah menganggap remeh waktu.
Krn wktu adlh misteri.
.
Mka berikan tnda cnta kpd stiap org yg engkau kasihi, mulai hr ni, tnp trkcuali.
.
Hindari apapun yg mbwtny tk bhgia.
.
Mmg bnr,
tk ad mnusia yg bsa mcntai org yg d kasihi ny dg cra yg smpurna.
.
Bgtu jg aq dan kau.
.
Tetapi "kita",
hrz slalu mberikn yg tbaik smmpu qt.
.
Mendekati kesempurnaan i2 sndri.
:)
b0g0r,081109 21.14wib
Created by: Atika Dian Pitaloka

Kau Tlah Meminangku dengan Hatimu

Wahai yg terkasih.
Lelaki yg amat aku cintai.
Kau tlah meminangku dengan hatimu.
Maka izinkan aku menemani setiap langkahmu.
Membantumu berdiri dikala kau rapuh.
Menegakkan kedua kakimu disaat kau terjatuh.
Dan menyambut jemarimu,
saat kau membutuhkan seseorang untuk kau genggam.

Wahai cintaku,
biarlah aku menjadi pelabuhan terakhirmu,
atas kehendakNya.
Sebagaimana kita bertemu dan saling mencintai atas kehendak Nya pula.

Sayangku,
untaian doaku untukmu takkan pernah terputus.
Dan nyala kasih sayangku takkan pernah padam.
Biarkanlah aku berbagi tawa denagnmu,
dan berbagi lara denganmu pula.

Wahai hadiah terindah,
aku memang bukan bidadari,
bukan pula malaikat.
Atau wanita sempurna, sesempurna yg kau inginkan.
Aku hanya seorang hamba Allah yg terkadang terjatuh dalam dosa.
Aku hanya manusia yg sedang dan akan terus belajar,
hingga roda kehidupanku terhenti.

Wahai pelipur laraku,
izinkanlah aku bersandar di bahumu disaat aku menangis.
Bantulah aku mengeringkan airmata ini.
Buatlah aku tersenyum kembali,
disaat aku bersedih.

Wahai lelaki yg tlah membuatku jatuh hati,
sungguh besar harapan ini akan kebersamaan kita yg takkan pernah putus.
Dan sayang ingatlah,
aku akan tetap disampingmu selalu.
Selamanya.

Insya Allah.

Created by: Atika Dian Pitaloka
200709 17.35wib

perempuan yg dicintai suamiku_cerpen_

PEREMPUAN YG DICINTAI SUAMIKU


Kehidupan pernikahan kami awalnya baik2 saja menurutku. Meskipun menjelang pernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah Mario tampak baik dan lebih menuruti apa mauku.

Kami tidak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia cenderung diam dan pergi kekantornya bekerja sampai subuh, baru pulang kerumah, mandi, kemudian mengantar anak kami sekolah. Tidurnya sangat sedikit, makannya pun sedikit. Aku pikir dia workaholic.

Dia menciumku maksimal 2x sehari, pagi menjelang kerja, dan saat dia pulang kerja, itupun kalau aku masih bangun. Karena waktu pacaran dia tidak pernah romantis, aku pikir, memang dia tidak romantis, dan tidak memerlukan hal2 seperti itu sebagai ungkapan sayang.

Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua, bahkan makan berdua diluarpun hampir tidak pernah. Kalau kami makan di meja makan berdua, kami asyik sendiri dengan sendok garpu kami, bukan obrolan yang terdengar, hanya denting piring yang beradu dengan sendok garpu.

Kalau hari libur, dia lebih sering hanya tiduran dikamar, atau main dengan anak2 kami, dia jarang sekali tertawa lepas. Karena dia sangat pendiam, aku menyangka dia memang tidak suka tertawa lepas.

Aku mengira rumah tangga kami baik2 saja selama 8 tahun pernikahan kami. Sampai suatu ketika, disuatu hari yang terik, saat itu suamiku tergolek sakit dirumah sakit, karena jarang makan, dan sering jajan di kantornya, dibanding makan dirumah, dia kena typhoid, dan harus dirawat di RS, karena sampai terjadi perforasi di ususnya. Pada saat dia masih di ICU, seorang perempuan datang menjenguknya. Dia memperkenalkan diri, bernama meisha, temannya Mario saat dulu kuliah.

Meisha tidak secantik aku, dia begitu sederhana, tapi aku tidak pernah melihat mata yang begitu cantik seperti yang dia miliki. Matanya bersinar indah, penuh kehangatan dan penuh cinta, ketika dia berbicara, seakan2 waktu berhenti berputar dan terpana dengan kalimat2nya yang ringan dan penuh pesona. Setiap orang, laki2 maupun perempuan bahkan mungkin serangga yang lewat, akan jatuh cinta begitu mendengar dia bercerita.

Meisha tidak pernah kenal dekat dengan Mario selama mereka kuliah dulu, Meisha bercerita Mario sangat pendiam, sehingga jarang punya teman yang akrab. 5 bulan lalu mereka bertemu, karena ada pekerjaan kantor mereka yang mempertemukan mereka. Meisha yang bekerja di advertising akhirnya bertemu dengan Mario yang sedang membuat iklan untuk perusahaan tempatnya bekerja.

Aku mulai mengingat2 5 bulan lalu ada perubahan yang cukup drastis pada Mario, setiap mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku, dan dalam sehari bisa menciumku lebih dari 3x. Dia membelikan aku parfum baru, dan mulai sering tertawa lepas. Tapi disaat lain, dia sering termenung didepan komputernya. Atau termenung memegang Hp-nya. Kalau aku tanya, dia bilang, ada pekerjaan yang membingungkan.

Suatu saat Meisha pernah datang pada saat Mario sakit dan masih dirawat di RS. Aku sedang memegang sepiring nasi beserta lauknya dengan wajah kesal, karena Mario tidak juga mau aku suapi. Meisha masuk kamar, dan menyapa dengan suara riangnya,

” Hai Rima, kenapa dengan anak sulungmu yang nomor satu ini ? tidak mau makan juga? uhh… dasar anak nakal, sini piringnya, ” lalu dia terus mengajak Mario bercerita sambil menyuapi Mario, tiba2 saja sepiring nasi itu sudah habis ditangannya. Dan….aku tidak pernah melihat tatapan penuh cinta yang terpancar dari mata suamiku, seperti siang itu, tidak pernah seumur hidupku yang aku lalui bersamanya, tidak pernah sedetikpun !

Hatiku terasa sakit, lebih sakit dari ketika dia membalikkan tubuhnya membelakangi aku saat aku memeluknya dan berharap dia mencumbuku. Lebih sakit dari rasa sakit setelah operasi caesar ketika aku melahirkan anaknya. Lebih sakit dari rasa sakit, ketika dia tidak mau memakan masakan yang aku buat dengan susah payah. Lebih sakit daripada sakit ketika dia tidak pulang kerumah saat ulang tahun perkawinan kami kemarin. Lebih sakit dari rasa sakit ketika dia lebih suka mencumbu komputernya dibanding aku.

Tapi aku tidak pernah bisa marah setiap melihat perempuan itu. Meisha begitu manis, dia bisa hadir tiba2, membawakan donat buat anak2, dan membawakan ekrol kesukaanku. Dia mengajakku jalan2, kadang mengajakku nonton. kali lain, dia datang bersama suami dan ke-2 anaknya yang lucu2.

Aku tidak pernah bertanya, apakah suamiku mencintai perempuan berhati bidadari itu? karena tanpa bertanya pun aku sudah tahu, apa yang bergejolak dihatinya.

Suatu sore, mendung begitu menyelimuti jakarta, aku tidak pernah menyangka, hatikupun akan mendung, bahkan gerimis kemudian.

Anak sulungku, seorang anak perempuan cantik berusia 7 tahun, rambutnya keriting ikal dan cerdasnya sama seperti ayahnya. Dia berhasil membuka password email Papa nya, dan memanggilku, ” Mama, mau lihat surat papa buat tante Meisha ?”

Aku tertegun memandangnya, dan membaca surat elektronik itu,



Dear Meisha,

Kehadiranmu bagai beribu bintang gemerlap yang mengisi seluruh relung hatiku, aku tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan pada Rima. Aku mencintai Rima karena kondisi yang mengharuskan aku mencintainya, karena dia ibu dari anak2ku.

Ketika aku menikahinya, aku tetap tidak tahu apakah aku sungguh2 mencintainya. Tidak ada perasaan bergetar seperti ketika aku memandangmu, tidak ada perasaan rindu yang tidak pernah padam ketika aku tidak menjumpainya. Aku hanya tidak ingin menyakiti perasaannya. Ketika konflik2 terjadi saat kami pacaran dulu, aku sebenarnya kecewa, tapi aku tidak sanggup mengatakan padanya bahwa dia bukanlah perempuan yang aku cari untuk mengisi kekosongan hatiku. Hatiku tetap terasa hampa, meskipun aku menikahinya.

Aku tidak tahu, bagaimana caranya menumbuhkan cinta untuknya, seperti ketika cinta untukmu tumbuh secara alami, seperti pohon2 beringin yang tumbuh kokoh tanpa pernah mendapat siraman dari pemiliknya. Seperti pepohonan di hutan2 belantara yang tidak pernah minta disirami, namun tumbuh dengan lebat secara alami. Itu yang aku rasakan.

Aku tidak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah menjadi milik orang lain dan aku adalah laki2 yang sangat memegang komitmen pernikahan kami. Meskipun hatiku terasa hampa, itu tidaklah mengapa, asal aku bisa melihat Rima bahagia dan tertawa, dia bisa mendapatkan segala yang dia inginkan selama aku mampu. Dia boleh mendapatkan seluruh hartaku dan tubuhku, tapi tidak jiwaku dan cintaku, yang hanya aku berikan untukmu. Meskipun ada tembok yang menghalangi kita, aku hanya berharap bahwa engkau mengerti, you are the only one in my heart.

yours,

Mario




Mataku terasa panas. Jelita, anak sulungku memelukku erat. Meskipun baru berusia 7 tahun, dia adalah malaikat jelitaku yang sangat mengerti dan menyayangiku.

Suamiku tidak pernah mencintaiku. Dia tidak pernah bahagia bersamaku. Dia mencintai perempuan lain.

Aku mengumpulkan kekuatanku. Sejak itu, aku menulis surat hampir setiap hari untuk suamiku. Surat itu aku simpan diamplop, dan aku letakkan di lemari bajuku, tidak pernah aku berikan untuknya.

Mobil yang dia berikan untukku aku kembalikan padanya. Aku mengumpulkan tabunganku yang kusimpan dari sisa2 uang belanja, lalu aku belikan motor untuk mengantar dan menjemput anak2ku. Mario merasa heran, karena aku tidak pernah lagi bermanja dan minta dibelikan bermacam2 merek tas dan baju. Aku terpuruk dalam kehancuranku. Aku dulu memintanya menikahiku karena aku malu terlalu lama pacaran, sedangkan teman2ku sudah menikah semua. Ternyata dia memang tidak pernah menginginkan aku menjadi istrinya.

Betapa tidak berharganya aku. Tidakkah dia tahu, bahwa aku juga seorang perempuan yang berhak mendapatkan kasih sayang dari suaminya ? Kenapa dia tidak mengatakan saja, bahwa dia tidak mencintai aku dan tidak menginginkan aku ? itu lebih aku hargai daripada dia cuma diam dan mengangguk dan melamarku lalu menikahiku. Betapa malangnya nasibku.

Mario terus menerus sakit2an, dan aku tetap merawatnya dengan setia. Biarlah dia mencintai perempuan itu terus didalam hatinya. Dengan pura2 tidak tahu, aku sudah membuatnya bahagia dengan mencintai perempuan itu. Kebahagiaan Mario adalah kebahagiaanku juga, karena aku akan selalu mencintainya.

**********

Setahun kemudian…

Meisha membuka amplop surat2 itu dengan air mata berlinang. Tanah pemakaman itu masih basah merah dan masih dipenuhi bunga.



” Mario, suamiku….

Aku tidak pernah menyangka pertemuan kita saat aku pertama kali bekerja dikantormu, akan membawaku pada cinta sejatiku. Aku begitu terpesona padamu yang pendiam dan tampak dingin. Betapa senangnya aku ketika aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku mencintaimu, dan begitu posesif ingin memilikimu seutuhnya. Aku sering marah, ketika kamu asyik bekerja, dan tidak memperdulikan aku. Aku merasa diatas angin, ketika kamu hanya diam dan menuruti keinginanku… Aku pikir, aku si puteri cantik yang diinginkan banyak pria, telah memenuhi ruang hatimu dan kamu terlalu mencintaiku sehingga mau melakukan apa saja untukku…..

Ternyata aku keliru…. aku menyadarinya tepat sehari setelah pernikahan kita. Ketika aku membanting hadiah jam tangan dari seorang teman kantor dulu yang aku tahu sebenarnya menyukai Mario.

Aku melihat matamu begitu terluka, ketika berkata, ” kenapa, Rima ? Kenapa kamu mesti cemburu ? dia sudah menikah, dan aku sudah memilihmu menjadi istriku ?”

Aku tidak perduli,dan berlalu dari hadapanmu dengan sombongnya.

Sekarang aku menyesal, memintamu melamarku. Engkau tidak pernah bahagia bersamaku. Aku adalah hal terburuk dalam kehidupan cintamu. Aku bukanlah wanita yang sempurna yang engkau inginkan.

Istrimu,

Rima”




Di surat yang lain,

“………Kehadiran perempuan itu membuatmu berubah, engkau tidak lagi sedingin es. Engkau mulai terasa hangat, namun tetap saja aku tidak pernah melihat cahaya cinta dari matamu untukku, seperti aku melihat cahaya yang penuh cinta itu berpendar dari kedua bola matamu saat memandang Meisha……”




Disurat yang kesekian,

“…….Aku bersumpah, akan membuatmu jatuh cinta padaku.

Aku telah berubah, Mario. Engkau lihat kan, aku tidak lagi marah2 padamu, aku tidak lagi suka membanting2 barang dan berteriak jika emosi. Aku belajar masak, dan selalu kubuatkan masakan yang engkau sukai. Aku tidak lagi boros, dan selalau menabung. Aku tidak lagi suka bertengkar dengan ibumu. Aku selalu tersenyum menyambutmu pulang kerumah. Dan aku selalu meneleponmu, untuk menanyakan sudahkah kekasih hatiku makan siang ini? Aku merawatmu jika engkau sakit, aku tidak kesal saat engkau tidak mau aku suapi, aku menungguimu sampai tertidur disamping tempat tidurmu, dirumah sakit saat engkau dirawat, karena penyakit pencernaanmu yang selalu bermasalah…….

Meskipun belum terbit juga, sinar cinta itu dari matamu, aku akan tetap berusaha dan menantinya……..”

Meisha menghapus air mata yang terus mengalir dari kedua mata indahnya… dipeluknya Jelita yang tersedu-sedu disampingnya.




Disurat terakhir, pagi ini…

“…………..Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-9. Tahun lalu engkau tidak pulang kerumah, tapi tahun ini aku akan memaksamu pulang, karena hari ini aku akan masak, masakan yang paling enak sedunia. Kemarin aku belajar membuatnya dirumah Bude Tati, sampai kehujanan dan basah kuyup, karena waktu pulang hujannya deras sekali, dan aku hanya mengendarai motor.

Saat aku tiba dirumah kemarin malam, aku melihat sinar kekhawatiran dimatamu. Engkau memelukku, dan menyuruhku segera ganti baju supaya tidak sakit.

Tahukah engkau suamiku,

Selama hampir 15 tahun aku mengenalmu, 6 tahun kita pacaran, dan hampir 9 tahun kita menikah, baru kali ini aku melihat sinar kekhawatiran itu dari matamu, inikah tanda2 cinta mulai bersemi dihatimu ?………”




Jelita menatap Meisha, dan bercerita,

” Siang itu Mama menjemputku dengan motornya, dari jauh aku melihat keceriaan diwajah mama, dia terus melambai-lambaikan tangannya kepadaku. Aku tidak pernah melihat wajah yang sangat bersinar dari mama seperti siang itu, dia begitu cantik. Meskipun dulu sering marah2 kepadaku, tapi aku selalu menyayanginya. Mama memarkir motornya diseberang jalan, Ketika mama menyeberang jalan, tiba2 mobil itu lewat dari tikungan dengan kecepatan tinggi…… aku tidak sanggup melihatnya terlontar, Tante….. aku melihatnya masih memandangku sebelum dia tidak lagi bergerak……” Jelita memeluk Meisha dan terisak-isak. Bocah cantik ini masih terlalu kecil untuk merasakan sakit di hatinya, tapi dia sangat dewasa.

Meisha mengeluarkan selembar kertas yang dia print tadi pagi. Mario mengirimkan email lagi kemarin malam, dan tadinya aku ingin Rima membacanya.



Dear Meisha,

Selama setahun ini aku mulai merasakan Rima berbeda, dia tidak lagi marah2 dan selalu berusaha menyenangkan hatiku. Dan tadi, dia pulang dengan tubuh basah kuyup karena kehujanan, aku sangat khawatir dan memeluknya. Tiba2 aku baru menyadari betapa beruntungnya aku memiliki dia. Hatiku mulai bergetar…. Inikah tanda2 aku mulai mencintainya ?

Aku terus berusaha mencintainya seperti yang engkau sarankan, Meisha. Dan besok aku akan memberikan surprise untuknya, aku akan membelikan mobil mungil untuknya, supaya dia tidak lagi naik motor kemana-mana. Bukan karena dia ibu dari anak2ku, tapi karena dia belahan jiwaku….




Meisha menatap Mario yang tampak semakin ringkih, yang masih terduduk disamping nisan Rima. Diwajahnya tampak duka yang dalam. Semuanya telah terjadi, Mario. Kadang kita baru menyadari mencintai seseorang, ketika seseorang itu telah pergi meninggalkan kita.

anonymous
Click to play this Smilebox scrapbook: Love u, hun
Create your own scrapbook - Powered by Smilebox
Make a Smilebox scrapbook

My Own Poetry

Rabu, 25 Maret 2009

Buih di Lautan

Bila aku menjadi buih
dan hilang dihempas samudra,
akankah kau mencariku
hingga akhir kehidupanmu?

Datanglah lebih cepat.
Sebelum aku menjadi buih
yang menghantam karang di lautan.

22.11wib
25 march 2009

Senin, 15 Desember 2008

we can touch the sky

I want to love u like this.
Through my own way.
Yes, u right, i love u so much.
That's why sometimes i can be jealous n mad,
til making u dissapointed n angry.
But over all, u know that i m the best for u.
U will neva finding any girl who's better than me.
U will neva get any girl more caring n loving than me.
U know it urself.
That's why u want me to be yours
n will neva leave me.
N i promise, i will neva let u go.
Honey we need each other wings to fly together.
We can neva touch the sky if we fly just with our own wings.
Coz we will fall down to the ground again.
But if u with me,
i will give u my wings.
N yours for me.
Then we can touch the sky together...

Created by: Atika Dian Pitaloka
151208
03.36am

Janji Suci

Aku mengerti semua.
Aku tau dirimu, sayang.
Kau adalah yang terbaik,
yang pernah Tuhan kirim untukku.
Dan aku berjanji,
ku takkan pernah meninggalkanmu
walau semua ingin kita berpisah.
Karena kasih,
ku yakin,
tak selamanya badai menerpa.
Pasti akan ada saatnya badai itu kan reda.

Sabarlah, sayang.
Aku disini untukmu.

Tegarlah cinta,
aku takkan tinggalkanmu walau dunia berkata
kita tak mungkin bersama.

Mari buktikan berdua,
bahwa kita mampu jalani segala.
Hingga akan kita dapati janji kita sempurna.
Gapai indah bahagia,
untuk selamanya.

Created by: Atika Dian Pitaloka
121208
18.37wib