Kamis, 27 November 2008

It like sooooo long time ago...

It like soooo long time ago,
since i know u,
that i ever meet u before,
reach your hand and tell all to u bout what i feel.

It like i was crying infront of u before.
And my tears just fallin down from the boundry of my eyes.
And u wipe it by your own finger in the real soft touch.

It like i was hug u deep before.
When u feelin sad cz face all the hardshipness.

I feel it was soooo long time ago,
since i know u,
and being the best part of your life.

Created by: Atika Dian Pitaloka
07nov08
19.16wib

Jangan Pernah Berhenti

Sayang,
Sungguh jangan pernah lelah kepakkan sayapmu.
Jangan pernah memutuskan untuk menyerah dan terjatuh.
Karna sungguh,
aku tak akan pernah membiarkan semua itu terjadi.

Jika kau kelelahan dan hampir tak sadarkan diri,
aku akan menangkapmu.
Mengelus punggungmu dan mengecup keningmu.
Membiarkanmu tertidur di pangkuanku.
Aku akan setia menjagamu,
hingga kau terbangun kembali.

Sayang,
sungguh wajar jika terkadang kita lelah.
Tapi janganlah pernah berhenti melangkahkan kakimu
menuju impian-impian kita.
Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan.
Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan.
Yakinlah akan janji Tuhan kita, sayang.

Aku amat mencintaimu, sayangku.
Oleh karena itu
aku tak akan pernah berhenti melangkah
dan pergi meninggalkanmu,
seberat apapun ujian yang akan kita hadapi.
Aku yakin aku bisa menaklukannya.
Karna kau bersamaku.
Dan aku yakin kau pun bisa menaklukannya.
Karna aku bersamamu.
Kekuatan cinta kita akan membuktikan segalanya.

Created by: Atika Dian Pitaloka
281108
20.49wib

Sabtu, 22 November 2008

Siapakah Aku?

Aku tak tahu,
apakah aku ini berlian,
atau hanya sebongkah batu
dibawah timbunan lumpur tebal.

Akupun tak tahu,
apakah aku bernilai atau tidak.
Memiliki arti atau hanya sekedar sampah.

Sekelilingku pekat.
Hitam.
Bahkan akupun tak bisa melihat diriku sendiri.

Namun kau datang.
Lenganmu yang kekar memilihku.
Membawaku keluar dari kedalaman lumpur yang pekat.
Jemarimu menyeka setiap hitam yang tertinggal di tubuhku.
Bahkan walau masih menempel sisa2nya,
kau dengan tulus menciumku.
Membasuhku dengan air kejernihan dari kedua matamu.
Membuatku berkilau hingga pancarannya mampu menerangi semesta.
saat itu kau berkata:
"Kaulah intanku. Kaulah berlianku.
Oh, tapi TIDAK!
Kau bukan intan,
berlian,
ataupun zamrud dan emerald.
Namun kau lebih berharga dari itu semua.
Karna kau adalah...
bidadari cintaku."

Ketika itulah aku tahu siapa diriku.

Created by: Atika Dian Pitaloka
07 nov 2008 14.37wib
edited at 21 nov 2008 15.25wib

Seharusnya Aku

Seharusnya aku
tak usah perlu cemburu,
karna ku tahu pasti
bahwa cintamu hanya untukku.

Seharusnya aku
tak usah perlu meragukan ketulusanmu.
Karna ku tahu pasti
seberapa dalam hasratmu akan ku.

Seharusnya aku
tak usah perlu bertanya,
apakah aku satu2nya wanita di hatimu?
Karna ku tahu pasti
tak akan pernah ada yang mampu menggantikanku dihatimu.

Seharusnya aku
tak usah perlu menangis,
karna ku tahu pasti
suatu hari kau akan datang penuhi janjimu.

Seharusnya aku
tak usah perlu khawatir,
karna ku tahu pasti,
kau selalu menjaga diri dan cintamu untukku.

Tapi sayangku,
aku menangis,
aku khawatir,
aku cemburu,
dan aku bertanya banyak hal,
bukan karena aku meragukanmu.
Tapi karena sesungguhnya,
jauh di dalam lubuk hatiku
aku sangat takut kehilanganmu.

Created by: Atika Dian Pitaloka
10 nov 2008
18.53wib