Rabu, 25 Juni 2008

Ku mengejar buih pantai di lautan.
Yang mengalir menghempas hati hati kehausan.
Menuntun tangan pengharapan cakrawala senja.
Ya, pagi ini memang teristimewa.
Karena kau duduk disampingku yang telah lama menunggu
dalam rimba ketidakpastian masa.
Kau pun tahu, peperangan menceraikan segalanya.
Suami dgn istri.
Anak dgn ibu.
Ayah dgn putra-nya.
Liontin dgn rantai kalungnya.
Dan jiwa dgn raga-nya.
Seperti itupun kesulitan ini,
yang menceraikan kita dengan belas kasih mereka.
Kau kini disini,
temani sepiku.
Walau kita masih sama-sama bertanya pada bulan,
"Mengapa kekhawatiran ini tak juga hilang?"
Ya, khawatir kehilangan cintamu...

Created by: Atika Dian Pitaloka
220608
05.18pm wib

Tidak ada komentar: